Minggu, 06 November 2011

Lagu "Cemburu" dan Tutur Makna Bang Iwan


Keberadaan lagu CEMBURU ini pasti sudah pada tahu kan? Emmm, tepat! Di album Iwan Fals yang terbaru 50:50. Sebagai lagu penutup yang manis untuk album itu. Minimal menurut amatanku. Gasetuju? Boleh kok beda pendapat. yukkk simak dah!!
Cemburu; adakah yang tidak pernah mengalaminya? Atau masih adakah yang tidak tahu makna kata itu? Rasanya kok tidak ya, pastinya semuanya sudah pada tahu kan!
Kecemburuan merupakan satu rasa yang timbul akibat ketidak puasan pada satu kondisi dan biasanya akan kita perbandingkan dengan keberadaan kita pada kondisi tersebut.
/ Setiap orang berharap hidupnya lebih baik /
/ dari hari kehari dari waktu kewaktu /
/ setiap orang tak ingin hidupnya menderita tentu saja ingin bahagia, tak ingin terhina /
Adakah yang tidak sepakat dengan lirik lagu itu. Rasanya memang demikian adanya. Lalu apa yang mestinya kita lakukan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik? Untuk menjadikan hidup bahagia? Nah, jika kita tidak menemukan jawabannya, maka hasilnya kemungkinan besar adalah satu kegamangan.
/ Tapi mengapa begitu banyak yang tak baik /
/ Hidup susah terlunta-lunta, jiwa dan raganya /
Yah! Mungkin itulah jawaban dari ketidak tahuan kita untuk menggapai hidup yang lebih baik, hidup yang tidak menderita. Tapi tidak banyak yang dapat menyadarinya apalagi dapat memahami keadaan buruk tersebut, kadang tak ada yang mau merenungkannya.
Mereka selalu bicara “pasrah”, tapi tidak tahu makna dan bagaimana sikap “pasrah” tersebut seharusnya. Mereka mengobral kata “iklas”, tapi tak sadar akan berapa beratnya menjalani “iklas” tersebut jika tidak didasari dengan kepahaman akan maknanya. Yang timbul kemudian adalah berjuta pertanyaan; bahkan tak jarang pertanyaan ini muncul kepermukaan sebagai wujud dari kerapuhan kesadaran;
/ Ada Kamu yang mengatur ini semua, tapi rasanya percuma /
/ Ada juga yang janjikan surga, tapi neraka terasa /
/ Ingin bersyukur tapi tak semudah tutur /
/ Canggung jalani hidup yang terasa hanya kewajiban saja /
Lalu apa maknanya? Kita sedang mempertanyakan kuasa Tuhan, bahkan menunjukkan suatu ketidakpercayaan atau keraguan. Lalu di mana letak keiklasan? Di mana letak kepasrahan? Ini artinya kita hanya bisa bicara dan berkata sampai mulut berbuih, tapi tidak memahami maknanya.
Puncak dari kegamangan ini adalah, sikap kita, keputusan untuk mencari jalan pintas demi sebuah “harapan”, demi sebuah pelarian, yang artinya kita sedang benar-benar terjerumus pada kegamangan. Tindakan yang timbul kemudian adalah;
/ di meja judi mempertaruhkn sepenggal waktu /
/ setengah mabuk mencoba mencuri nasib /
/ sebentar menang sebentar kalah itulah gelombang hidup /
/ disisa hidup agar tetap hidup /
Semua kondisi tersebut sebenarnya dasar dari timbulnya rasa iri, dengki, putus asa, yang kemudian menimbulkan rasa cemburu pada yang lain yang tidak menjalani serupa yang kita alami.
Namun jika kita benar-benar sadar, maka rasa cemburu itu tak layak kita pupuk, hanya akan menguras energi, menjerumuskan kita pada keadaan yang semakin parah.
Maka kita harus merenung, menimbang, dan memahami kembai makna kesejatian hidup. Hidup ini hanya sementara saja. Segalanya akan berakhir.
/ Tapi mengapa semua seperti mimpi /
/ Tak ada yang abadi kepal inipun akhirnya berhenti /
/ Di dermaga sepi /
Begitu kita dapat menyadari semua itu maka, segala kecemburuan rasanya tidak akan pernah berarti. Tiada lagi rasa cemburu yang bermuara pada dengki, iri dan juga sirik. Yang tersisa hanya kesadaran yang utuh akan arti kehidupan.
Kalau toh rasa cemburu itu ada, maka sasarannya sudah berbeda. Kecemburuan dengan kesadaran akan kelemahan diri, kekurangan pribadi, yang buntut-buntutnya kecemburuan yang bermuara pada kebijaksanaan alam. Kecemburuan yang berfungsi sebagai pembangun jiwa dan kesadaran positif untuk perkembangan dan perbaikan kesadaran.
/ Cemburu pada samudra yang menapung segala /
/ Cemburu pada sang ombak yang selalu bergerak /
Kenapa kita tak mampu seperti sang ombak dan samudra.
Huh!! Panjang ya? Maaf deh! Belum mampu menulis sesuatu dengan pendek, singkat dan padat. Sungguh saya belum mampu melakukannya.
Tulisan ini sama sekali bukan untuk menggurui, sekadar belajar mengurai lirik lagu dengan cara bertutur seperti ini.

……………………………………, dksh Damuh Bening

2 komentar: